Hari itu akhirnya tiba. Setelah puluhan tahun dijajah, bolak-balik perang, dan ribuan episode diplomasi yang lebih rumit dari sinetron malam, Belanda mengakui kedaulatan RI secara resmi. Bukan cuma sekadar basa-basi di meja perundingan, tapi ini pengakuan yang bikin dunia buka mata dan bilang, “Oke, Indonesia emang udah merdeka!”
Tapi, tunggu dulu. Kamu tahu nggak sih gimana proses panjang (dan penuh drama) sampai akhirnya Belanda luluh juga? Yuk, kita ulik bareng-bareng! Siapin cemilan, karena cerita ini seru banget. Bahkan lebih plot twist daripada film perang Hollywood.
Awal Mula Kekacauan: Merdeka Tapi Dibilang Belum!
Bayangin, kita udah Proklamasi 17 Agustus 1945, tapi Belanda malah bilang, “Eh, belum sah ya.” Lah? Ini merdeka apa enggak sih?
Masalahnya, setelah Jepang cabut dari Indonesia, Belanda datang lagi dengan senyum palsu dan tentara di belakang punggung. Mereka seolah-olah bilang, “Boleh dong, kita lanjut koloninya lagi.” Waduh, salah alamat banget, Pak!
Dua Kali Serang, Masih Belum Kapok
Belanda sampai nekat ngeluncurin dua Agresi Militer. Yang pertama tahun 1947, dan yang kedua tahun 1948. Tapi bukannya bikin Indonesia nyerah, rakyat malah makin semangat.
“Kita lebih baik hancur lebur daripada dijajah lagi!” – Bung Karno, Presiden pertama RI.
Serangan Umum 1 Maret 1949: Plot Twist Ala Pejuang Nusantara
Nah, di sinilah titik baliknya. Setelah Belanda menduduki Yogyakarta dan menculik para pemimpin RI, banyak yang mikir Indonesia udah bubar. Tapi eh, pada 1 Maret 1949, pasukan TNI di bawah Letkol Soeharto melancarkan Serangan Umum yang bikin Belanda ngucek-ucek mata.
TNI berhasil menduduki Yogya selama enam jam. Bukan main! Dunia pun mulai sadar kalau Indonesia belum tamat. Justru, kita lagi siap comeback.
“Itu bukan hanya serangan, tapi sinyal kuat bahwa republik ini masih hidup.” – Prof. Peter Carey, sejarawan Oxford.
Belanda Mulai Bingung Sendiri: Kalah Secara Moral
Dunia Internasional Mulai Ikut Campur
Setelah aksi-aksi heroik pejuang Indonesia dan protes dari banyak negara, akhirnya PBB turun tangan. Mereka mulai bilang ke Belanda, “Udah, deh. Ini Indonesia serius merdeka. Masa kalian gak peka?”
Amerika Serikat bahkan ngasih tekanan diplomatik dan ancaman potong bantuan ekonomi ke Belanda. Waduh, langsung panik dong. Soalnya, tanpa bantuan itu, ekonomi Belanda bisa senin-kamis.
KMB: Akhir dari Ribut-Ribut
Setelah tarik ulur panjang, akhirnya kedua pihak sepakat untuk duduk bareng di Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Nah, KMB ini kayak negosiasi besar antara dua mantan yang akhirnya sepakat, “Udah, kita damai aja.”
Dan boom! Pada 27 Desember 1949, Belanda resmi menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Momen ini jadi hari bersejarah. Air mata tumpah. Lagu kebangsaan berkumandang. Dan semua orang akhirnya bisa bilang, “Kita benar-benar merdeka!”
Apa Isi Pengakuan Kedaulatan Itu?
1. Belanda Akui RIS Sebagai Negara Berdaulat
Jadi, Indonesia nggak lagi dianggap wilayah jajahan. Akhirnya kita punya posisi sah di mata dunia.
2. Penyerahan Secara Hukum dan Politik
Bukan cuma simbolik. Ini legal! Belanda harus lepas tangan dan nggak bisa lagi ngatur-ngatur.
3. Belanda Tetap Punya Hubungan Ekonomi (Eh, Masih Mau Jualan?)
Meski udah nyerahin kedaulatan, Belanda tetap pengen punya hubungan ekonomi. Ya iyalah, pasar Indonesia besar! Tapi kali ini, posisi kita udah sejajar, bukan anak buah lagi.
Tapi Kenapa Namanya Republik Indonesia Serikat (RIS)?
Nah, ini dia. Pengakuan kedaulatan ini datang dengan “bonus” sistem federasi. RIS terdiri dari beberapa negara bagian, bukan langsung jadi Republik Indonesia seperti sekarang.
Alasannya? Ya tentu aja ini bagian dari kompromi politik Belanda yang masih pengen punya pengaruh. Tapi tenang, rakyat Indonesia nggak lama-lama tahan dengan sistem ini. Pada tahun 1950, RIS dibubarkan, dan Indonesia kembali jadi negara kesatuan.
Dampak Positif Pengakuan Kedaulatan RI
1. Indonesia Diakui Dunia Internasional
Mulai dari PBB, negara tetangga, sampai negara besar lainnya, semua mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia.
2. Pembentukan Kabinet dan Lembaga Negara Lebih Stabil
Kita bisa bangun negara tanpa gangguan perang terus-menerus. Akhirnya fokus ke pembangunan!
3. Rakyat Bisa Tarik Napas: Bebas dari Ancaman Penjajahan
Meski tantangan baru muncul (politik dalam negeri mulai panas), tapi setidaknya rakyat Indonesia bisa tidur tanpa takut bom meledak dari pesawat Belanda.
Apakah Semua Langsung Beres Setelah Kedaulatan Diterima?
Hehe, tentu tidak, Bestie. Justru perjuangan baru dimulai. Kita masih harus hadapi banyak masalah internal: pergantian kabinet, pemberontakan, dan debat ideologi. Tapi yang jelas, kita udah berdiri di atas kaki sendiri.
Dan ya, itu lebih baik daripada dijajah lagi.
“Pengakuan kedaulatan bukan akhir, tapi pintu masuk menuju perjuangan sebagai bangsa merdeka.” – Dr. Asvi Warman Adam, sejarawan senior LIPI.
Fakta Unik Soal Pengakuan Kedaulatan RI
1. Penyerahannya Dilakukan di Tiga Tempat!
Belanda dan Indonesia emang dramatis. Upacara penyerahan kedaulatan dilakukan di:
-
Amsterdam (untuk Belanda),
-
Jakarta (untuk Indonesia),
-
Dan Den Haag (saat KMB berlangsung).
2. Ratu Juliana yang Tanda Tangan
Bukan sembarang pejabat, tapi langsung Ratu Juliana yang turun tangan menandatangani pengakuan. Ini bukan main-main, gengs. Artinya Belanda benar-benar serius (akhirnya!).
Kesimpulan: Belanda Mengakui Kedaulatan RI, Tapi Kita yang Menang Hati!
Setelah puluhan tahun dijajah, dua kali agresi, ribuan pejuang gugur, dan jutaan doa dari rakyat, akhirnya Indonesia bisa berdiri tegak di panggung dunia. Ketika Belanda mengakui kedaulatan RI, itu bukan cuma soal politik. Itu pengakuan terhadap harga diri sebuah bangsa.
Dan kamu yang baca ini sekarang, duduk nyaman, bisa update status tanpa takut ditangkap, itu semua hasil perjuangan panjang yang penuh peluh dan darah.
Jadi, mulai sekarang… jangan bilang sejarah itu membosankan. Justru dari sejarah kita tahu siapa kita dan kenapa kita bisa bebas hari ini.