Siapa sangka, di tengah hutan Kalimantan yang lebat, terselip satu kuliner legendaris yang rasanya bikin jatuh cinta dari suapan pertama: Juhu Singkah (Kalimantan Tengah). Makanan khas suku Dayak ini mungkin belum sepopuler rendang atau soto, tapi jangan salah, rasanya luar biasa dan punya cerita yang panjang. Yuk, kita kulik habis-habisan si juara dari tanah Borneo ini!
Apa Itu Juhu Singkah? Bukan Jajanan Pasar, Tapi Lebih dari Itu
Arti Nama dan Filosofinya
Dalam bahasa Dayak Ngaju, “juhu” berarti sayur atau masakan berkuah, sedangkan “singkah” berarti batang rotan muda. Jadi, Juhu Singkah secara harfiah adalah sayur batang rotan muda. Jangan buru-buru mikir ini makanan ekstrem ya. Rotannya bukan buat ayunan atau tali, tapi jenis rotan khusus yang bisa dimakan dan teksturnya mirip rebung. Rasanya? Gurih, sedikit pahit, dan bikin nagih!
“Rasa pahit dari batang rotan justru jadi penyeimbang. Dalam filosofi Dayak, hidup juga butuh rasa pahit supaya kita bisa lebih menghargai yang manis,” ujar Dr. Yustinus Mandomang, antropolog kuliner dari Universitas Palangka Raya.
Asal-Usul Juhu Singkah: Dari Alam, Kembali ke Alam
Warisan Leluhur yang Masih Eksis
Juhu Singkah ini udah ada sejak zaman nenek moyang. Dulu, masyarakat Dayak memanfaatkan hasil hutan secara maksimal. Rotan muda ini salah satunya. Biasanya dimasak saat ada acara adat, panen raya, atau sekadar makan bareng keluarga. Sekarang? Udah masuk ke warung-warung lokal dan kadang muncul di restoran hits juga, lho!
Rotan, Tapi Aman Dimakan?
Iya dong! Rotan yang digunakan adalah jenis rotan hutan yang muda dan lunak. Nggak sembarang rotan bisa dijadikan Juhu Singkah. Biasanya dipotong-potong kecil, lalu direbus lama sampai empuk dan rasa pahitnya berkurang.
Bahan-Bahan dan Cara Masak Juhu Singkah: Simpel tapi Bikin Kangen
Bahan Utama
- Rotan muda (singkah)
- Ikan saluang asap atau ikan sepat kering
- Daun kunyit
- Serai
- Lengkuas
- Bawang merah dan putih
- Cabai rawit (opsional, buat kamu yang suka nendang)
- Garam dan penyedap alami
Cara Memasak ala Dapur Dayak
- Potong rotan muda sekitar 5 cm, lalu rebus hingga lunak.
- Tumis bumbu halus (bawang, lengkuas, serai, dan daun kunyit).
- Masukkan ikan saluang asap yang udah disuwir atau ikan sepat kering.
- Tambahkan rotan yang sudah direbus tadi.
- Tambah air, masak hingga semua meresap dan kuah sedikit menyusut.
Aromanya itu lho, udah kayak undangan untuk makan siang bareng di rumah nenek.
Tips Anti Gagal dari Pakar Dapur
“Kalau pertama kali masak Juhu Singkah, sebaiknya rotan direbus dua kali. Air rebusan pertama dibuang biar rasa pahitnya nggak terlalu kuat. Ini trik klasik yang selalu saya pakai,” ungkap Chef Agustinus Ading, juru masak khas Dayak di Palangka Raya.
Kandungan Gizi Juhu Singkah: Enak, Sehat, Nggak Bikin Was-Was
Jangan remehkan makanan tradisional. Juhu Singkah punya segudang manfaat:
- Tinggi serat dari batang rotan
- Protein alami dari ikan asap/kering
- Antioksidan dari bumbu dan daun-daunan
- Rendah lemak dan kalori
Sangat cocok buat kamu yang pengin makan kenyang tanpa takut nambah berat badan. Bahkan menurut data dari Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah, Juhu Singkah termasuk dalam 10 besar makanan lokal bergizi yang direkomendasikan dalam program ketahanan pangan daerah.
Rasa yang Unik: Antara Pahit, Gurih, dan Asap
Bukan Sekadar Sayur Biasa
Juhu Singkah punya rasa khas yang susah digambarkan. Ada pahitnya, gurih dari ikan, aroma daun kunyit yang segar, dan sedikit smokey dari ikan asap. Kombinasi ini bikin kamu ketagihan meski awalnya agak ragu.
“Kalau belum pernah makan Juhu Singkah, kamu belum sah jadi penjelajah rasa Nusantara,” kata Tika Lestari, food vlogger yang pernah eksplor kuliner Kalimantan selama 3 bulan.
Juhu Singkah dalam Budaya Dayak: Simbol Hubungan dengan Alam
Masakan yang Mengikat Komunitas
Masyarakat Dayak selalu memasak Juhu Singkah dalam jumlah besar untuk dinikmati bersama. Ini bukan cuma soal makan, tapi juga soal berkumpul, bercerita, dan menjaga tradisi.
Kuliner Berkelanjutan
Karena bahan dasarnya dari alam dan bisa diperbaharui, Juhu Singkah juga dianggap sebagai bentuk kuliner berkelanjutan. Suku Dayak punya aturan tidak tertulis soal memetik rotan muda, supaya hutan tetap lestari.
Inovasi Juhu Singkah: Saat Tradisi Bertemu Modernitas
Diolah Jadi Menu Kekinian
Beberapa chef kreatif mulai bereksperimen:
- Juhu Singkah dengan santan
- Juhu Singkah vegan (pakai tempe sebagai pengganti ikan)
- Juhu Singkah dalam bentuk wrap ala burrito (seriusan!)
“Eksperimen penting, tapi tetap harus hormat pada cita rasa aslinya. Itu kunci kuliner tradisional bisa bertahan di era modern,” ujar Chef Gisela Meilani, juri lomba kuliner Nusantara 2024.
Masuk Dunia Digital
Sekarang, kamu bisa cari Juhu Singkah di aplikasi pesan antar makanan di Palangka Raya dan sekitarnya. Ada juga YouTuber dan TikToker lokal yang bikin tutorial masaknya. Dunia digital emang bikin makanan tradisional makin eksis!
Kesimpulan: Juhu Singkah, Lebih dari Sekadar Masakan
Juhu Singkah (Kalimantan Tengah) adalah wujud cinta masyarakat Dayak pada alam dan tradisi. Rasanya khas, proses masaknya sarat makna, dan nilai gizinya luar biasa. Dari hutan ke meja makan, Juhu Singkah menunjukkan bahwa makanan lokal bisa jadi kebanggaan global.
Kalau kamu suka eksplor rasa baru, wajib banget coba. Siapa tahu, dari mangkuk pertama kamu langsung jatuh hati dan jadi juru kampanye Juhu Singkah sejati.
Gimana? Tertarik nyobain? Atau malah mau belajar masaknya? Kalau suka gaya artikel begini, tinggal bilang aja. Kita bisa lanjut jelajahi kuliner eksotis lain dari seluruh Nusantara. Karena setiap suku pasti punya cerita. Dan tiap cerita, pasti ada makanannya!